BAB I
STATISTIK
1. PERANAN STATISTIK
Ilmu statistic merupakan ilmu terapan yang seringkali di gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pernyataan pernyataan yang sering terlontar dari dari
kata-kata seperti : pengeluaran setiap bulan mencapai 500 ribu, ada 60 % masyarakat
membutuhkan tempat tinggal, hamper setiap hari telah terjadi 8 kali kecelakaan
kendaraan roda dua dan roda empat, hasil panen yang akan dating diperkirahan 50
kintal tiap hektar, tahun ini telah terjadi 35 jenis tindak criminal yang
dilakukan oleh masyarakat Medan, hamper setiap tahun ada anak SD putus sekolah,
dan masih banyak lagi kata-kata yang sering kita ucapkan atau kit abaca di surat kabar yang
menggunakan data-data Statistik.
Pemerintahanpun mengambil manfaat dari kegunaan statistic untuk melakukan
tindakan-tindakan dalam menjalankan tugasnya, seperti : Perlukah mengangkat
karyawan baru, sudah waktunya membeli mesin baru, adakah manfaatnya jika
pegawai diberikan pelatihan, bagaimanakah kemajuan usaha ditahun ini, perlukah
sistim baru dianut dan system lama ditinggalkan, dan masih banyak lagi
sebutan-sebutan yang digunakan dalam
pemerintahan.
Dalam dunia penelitain atau riset, dimanapun dan apapun jenis
penelitiannya, banyak manfaat yang
sering dan harus di digunakan sebagian besar data statistic. Untuk dapat
menetahui apakah cara yang baru ditemukan akan lebih baik daripada cara yang
lama, melalui riset yang dilakuakan dilaboraturium, atau penelitian yang
dilakukan dilapangan, perlu diadakan dengan menggunakan statistic.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setatistik cukup dapat
memberikan gambaran yang sanga diperlukan dalam bidang apa saja seperti :
Tehnik, industry, ekonomi, astronomi, biologi, kedokteran, pemerintahan,
pendidikan, meteorology, geologi, farmasi, ekologi, IPA, IPS dan lain-lain,
minimal dalam hal metodenya.
2. STATISTIK DAN STATISTIKA
Dalam bagian
ini kita akan membedakan antara kata Statistik dan Statistika. Banyak persoalan
yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bentuk pengetahuan dan
penelitian, riset dan pengamatan, dinyatakan dalam bentuk lisan atau tulisan,
dicatat dalam bentuk angka atau bilangan-bilangan, disusun dalam bentuk table
atau daftar, disertai gambar yang disebut diagram atau grafik untuk mempelajari
persoalan yang segangbdipelajari atau diteliti yang kesemuanya ini di namakan statistik. Jadi statistic adalah kumpulan data, bilangan atau non bilangan
yang disusun dalam table atau diagram yang melukiskan suatu persoalan, seperti statistic penduduk, statistic
kelahiran, statistic pendidikan, statistic produksi, pertanian, kesehatan dll.
Kata statistic
juga masih memiliki pengertian lain yakni dipakai untuk menyatakan ukuran
seperti persen dan rata-rata.
Contoh :
Ø Jika kita meneliti 20 pegawai rata-rata
gajinya tiap bulan adalah Rp 87.500,- maka rata-rata Rp87.500 merupakan data
statistic.
Ø Dari 20 pegawai, ada 40% yang gajinya kurang
dari Rp 600.000,- maka nilai 40% merupakan data statistic.
Selanjutnya
bahwa pengumpulan data atau keterangan, pengolahan data dan pembuatan
kesimpulan haruslahdigunakan dengan baik, cermat, teliti, hati-hati, mengikuti
cara-cara dan teori yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Ini semua
merupakan pengertian atau pengetahuan sendiri yang diberinama statistika. Jadi statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisaan dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan.
3. DATA STATISTIK
Data staistik
menerangkan atau mengilustrasikan mengenai suatu hal bias berbentuk kategori
seperti : rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dan sebagainay atau bias
juga berbentuk bilangan.
Data yang
berbentuk bilangan disebut data Kuantitatif, sedangkan dta yang bersifat penjabaran dan
menggunakan banyak referensi atau sifat disebut data Kualitatif. Harganya berubah-ubah atau bersifat variable. Data variable dibagi
menjadi dua golongan yaitu :
Ø Variabel diskrit : (menghitung)
Ex :
- Keluarga A mempunyai 5 anak
laki-laki dan 3 anak perempuan.
- Kota
Metro sudah membangun 85 gedung sekolah.
Ø Variabel Kontinyu : (mengukur)
Ex : - Tinggi gedung tersebut 20
meter
- Luas suatu daerah adalah 425,7 km
- Kecepatan mobil 60 km/jam
Ø Data Atribut : adalah data yang bersifat atau sejenis dengan data kualitatif, data yang
menjelaskan kategori atau menggambarkan keadaan sesuatu yang sedang diteliti,
seperti: sembuh, rusak, gagal, berhasil dan sebagainya.
Ø Data Intern : Merupakan data yang diperoleh atau yang terdapat didalam perusahaan seperti
segala aktifitas perusahaan, keadaan pegawai, jumlah produksi pabrik,
pengeluaran, keadaan barang digudang dll.
Ø Data exstern : Merupakan data yang dibutuhkan yang berasal dari luar perusahaan sebagai
perbandingan atau masukan bagi perusahaan yang akan kita teliti.
Ø
Data
Primer : Data yang diperoleh secara
langsung dari objek yg diteliti, keluarkan dan dikumpulkan yang bersumber dari
badan yang sama seperti; Hasil wawancara dgn responden, hasil penghitungan
suara di suaru daerah, jumlah mahasiswa yang diperoleh dari lembaga pendidikan,
lalu lintas uang pada suatu bank.
Ø Data Skunder : Data yang diperoleh secara
tidak langsung bersumber dari badan yang berbeda, seperti ; BPS (Badan Pusat
Statistik) yang mengelola data laju inflasi, penambahan penduduk, statistic
ekonomi, statistic pemerinatahan, data tingkat kemajuan suatu daerah dapat
diketahui dari BAPEDA setempat dsb.
4. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi : Sekumpulan objek yang akan dijadikan
sebagai bahan penelitian dengan cirri mempunyai karakteristik yang sama.
Sampel : Bagian dari populasi
5. PENGUMPULAN DATA
6. PEMBULATAN ANGKA
BAB II
HIPOTESIS
A.
Pengertian Hipotesis
Dari segi bahasaa hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo
yang memilki arti sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya,
dan kata kedua adalah thesis yang memeliki arti pernyataan atau teori.
Dengan demikian hipotesis merupakan sebuah pernyataan sementara yang masih
memerlukan pengujian kebenarannya.
Sedangkan menurut istilah
hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya, untuk
menguji kebenaran hipotesis digunakan pengujian yang disebut dengan pengujian
hipotesis atau pengetesan hipotesis (testing hypothesis), sedangkan pengertian
hipotesis menurut fersi ststistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai
keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya,
hipotesis statistic dapat berbentuk suatu variabel, seperti binominal, poisson,
dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata, varians,
simpangan baku dan proporsi. Hipotesis ststistik harus di uji karena itu harus
berbentuk kuantitas (dinyatakan dalam bentuk angka-angka), untuk dapat diterima
atau ditolak.
Sedangkan perngujian statistic yaitu suatu
prosedur yang menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau atau menolak hipotesis itu. Pengujian
hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic
induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau
pemecahan persoalan sebagi dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
B.
Prosedur Pengujian Hipotesis
Prosedur pengujian statistic adalah langkah-langkah yang dipergunakan
dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Langkah-langkah pengujian
hipotesis statistic adalah sebagai serikut :
a.
menetukan formulasi hipotesis
Formulasi atau
perumusan hipotesis statistic dapat dibesakan atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut :
·
Hipotesis Nol Atau Hipotesis Nihil
Hipotesis nol disimbolkan dengan Ho adalah
hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji, disebut
hipotesis nol karena hipotesis tersebut tidak memiliki perbadaan atau
perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
·
Hipotesis Alternatif Atau Hipotesis Tandingan
Hipotesis alternative dilambangkan dengan H1
atau Ha adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan
atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyususn hipotesis alternative,
timbul 3 keadaan berikut :
1)
H1 menyatakan bahwa harga parameter
lebih besar dari pada yang dihipotesiskan. Pengujian ini disebut pengujian satu
sis atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2)
H1 menyatakan bahwa harga parameter
lebih kecil dari pada harga yang dihipotesisikan. Pengujian ini disebut
pengujian satu sisi atau arah yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3)
H1 menyatakan bahwa harga parameter
tidak sama dengan harga yang dihipotesiskan.pengujian ini disebut pengujian dua
arah atau dua sisi.
Secara umum formulasi hipotesis dapat dituliskan :
|
Apabila hipotesis nol diterima (benar)
maka hipotesis alternative ditolak. Demikian pula sebaliknya, jika hippotesisn
alternative diterima (benar) maka hipotesis nol ditolak.
C.
Dua Macam Kesalahan
Dalam pengujian hipotesis akan terjadi
dua macam kesalahan yaitu :
Kesalahan
tipe 1 menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolak.
Kesalahan
tipe dua tidak menolak hipotesis yang seharusnya ditolak.
Misalnya75
dari 100 berbuah dengan pemberian pupuk A misalnya, maka peneliti diharapkan
dengan dua keputusan :
A.
pupuk A nyatanya tidak lebih baik dari pupuk B meskipun
75% dari pohon telah berbuah. Karena mungkin saja hanya disebabkan kebetulan
semata, saya tidak percaya bahwa pupuk A tidak lebih baik dari pupuk B walaupun
75 dari 100 pohon telah berbuah.
B.
Walaupun saya percaya bahwa 75 dari 100 pohon telah
berbuah sebagai reaksi dari pupuk A hanyalah sebagai kebetulan saja,kiranya
cukupberalasan kalau saya percaya bahwa pupuk A lebih efektif dari pada pupuk
B.
Jika
peneliti memilh keputusan A di atas, maka ia telah melakukan kesalahan tipe 1,
jika peneliti memilih keputusan B maka ia telah melakukan kesalahan tipe 2.
Hubungan
antara hipotesis,kesimpulan dan tipe kesalahan dapat digambarkan seperti table
dibawah ini :
TIPE KESALAHAN
KESIMPULAN
|
Keadaan sebenarnya
|
|
Ho benar
|
Ho salah
|
|
Menerima Ho
|
Benar
|
Kesalahan 1
|
Menolak Ho
|
Kesalahan 2
|
Benar
|
Taraf signifikan dinyatakandalamdua
atau tiga decimal atau dalam persen. Lawan dari taraf signifikan atau tanpa
kesalahan ialah taraf kepercayaan. Jika taraf signifikan = 5% maka dengan kata
lain dapat disebut taraf kepercayaan. = 95% . demikian seterusnya.
Dalam
penelitian social besarnya alpa a bisa diambil 5% atau 1%. Penentuan
besarnya alpa a tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis
statistik dilakukan.
D.
Langkah-Langkah Hipotesis
1.
tulis
Ha dan Ho dalambentuk kalimat
2.
tulis
Ha dan Ho dalambentuk statistik.
3.
hitung
thit atau Zhit (salah satu tergantung o tak diketahui
atau diketahui)
4.
tentukan
taraf signifikan (a)
5.
cari
ttabel dengan ketentuan
a seperti langkah 4,
dk = n – 1
dua pihak atau pihak kanan atau puhak
kiri tergantung bunyi Ho dengan menggunakan tabel t diperoleh ttabel
atau ztabel.
6.
tentukan
kriteria pengujian
7.
bandingkan
thitung dengan ttabel atau zhitung dengan ztabel.
8.
membuat kesimpulan
DISTRIBUSI TEORETIS
A. Variabel Random
Variabel random
atau variabel acak adalah variabel yang nilai-nilainya ditentukan oleh
kesempatan atau variabel yang dapat bernilai numerik yang didefinisikan dalam
suatu ruang sampel. Misalnya, pelemparan sebuah dadu sebanyak 6 kali maka
munculnya angka 1 sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 kali merupakan suatu kesempatan.
Variabel Random ada dua yaitu:
1. Variabel Random Diskrit
Variabel random diskrit adalah variabel random yang tidak mengambil
seluruh nilai yang ada dalam sebuah interval atau variabel yang hanya memiliki
nilai tertentu. Nilainya bilangan bulat dan asli, digambarkan pada sebuah garis
interval, akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah.
1 2 3 4 5 6
Contoh:
1.
Banyaknya pemunculan sisi muka atau angka dala pelemparan
sebuah koin (uang logam).
2.
Jumlah anak dalam sebuah keluarga.
Jika nilai yang mungkin dari variabel random X, yaitu himpunan hasil
pemetaan adalah , berhingga atau tak berhingga, tetapi terbilang (himpunan
terbilang adalah himpunan yang semua anggotanya dapat disebut satu per satu)
maka X disebut suatu fariabel random diskrit. Dengan demikian, X dapat
mengambil nilai dari:
Contoh
Soal:
Dua buah kotak masing-masing berisi 1 bola yang bertuliskan angka 1, 2,
3, 4. dari kotak I dan II masing-masing diambil sebuah bola secara random.
Tentukan nilai dari variabel random yang menyatakan jumlah kedua angka pada
bola yang terambil!.
Penyelesaian:
Dari pengambilan bola pada kotak I dan II, diperoleh titik sampel
sebanyak 16 Jika Y menyatakan jumlah kedua angka pada bola yang terambil maka:
Y (1,1) = 2
Y (1,2) = 3
Y (1,3) = 4
dan seterusnya Sehingga,
daerah hasil dari variabel random y adalah
2. Variabel Random Kontinu
Variabel random kontinu adalah variabel random yang mengambil seluruh
nilai yang ada dalam sebuah interval atau variabel yang dapat memiliki
nilai-nilai pada suatu interval tertentu. Nilainya dapat bilangan bulat maupun
pecahan, jika digambarkan pada sebuah garis interval, akan berupa sederetan
titik yang bersambung membentuk suatu gasis lurus sebagai berikut:
Nilai variabel random kontinu dapat terjadi di manapun dalam interval itu,
Contoh:
1)
Usia penduduk suatu daerah.
2)
Panjang beberapa helai kain.
Jika nilai yang mungkin dari variabel random X (hasil dari X) merupakan
semua nilai dalam suatu interval atau banyaknya hasil pemetaan tak terbilang,
maka X disebut variabel random kontinu. Misal, daerah hasil dari variabel
random kontinu X adalah:
~ < y < ~, y bilangan real}
Contoh
soal:
Pada label kawat
baja, tertulis diameter 2 ± 0,0005 mm. Tentukan nilai dari variabel random yang
menunjukkan diameter kawat tersebut!
Penyelesaiannya:
Diameter kawat baja tidak boleh kurang dari 2 – 0,0005
mm = 1,9995 mm dan tidak boleh lebih dari 2 + 0,0005 mm = 2,0005 mm, sehingga
daerah hasil dari variabel random X adalah bilangan real}.
B. Pengertian Dan Jenis-Jenis Distribusi
Teoretis
- Pengertian
Distribusi Teoretis
Distribusi teoretis atau distribusi probalititas
teoretis adalah suatu daftar yang disusun berdasarkan probabilitas dari
peristiwa-peristiwa bersangkutan. Frekuensi dari distribusi tiu diperoleh
melalui perhitungan-perhitungan, karena itu distribusi teoretis dapat pula
diartikan sebagai distribusi yang frekuensinya diperoleh secara matematis
(perhitungan).
Tabel. Hasil pelemparan sebuah mata uang logam
sebanyak 4 kali
x
|
P(X)
|
0
1
2
3
4
|
0,0625
0,25
0,375
0,25
0,0625
|
Jumlah
|
1,00
|
Contoh soal:
Sebuah mata uang
logam dengan permukaan I = A dan permukaan II = B dilemparkan ke atas sebanyak
3 kali. Buatlah distribusi teoretisnya dan gambarkan grafiknya!
Penyelesaian:
Dari pelembaran
tersebut akan diperoleh ruang sampel dengan anggota sebanyak 8 (n = 8), yaitu :
S = { AAA, AAB, ABA , BAA, ABB, BBA, BAB, BBB}
Jika X merupakan
jumlah munculnya permukaan I (A) maka:
1.
Untuk AAA, didapat X = 3
2.
Untuk AAB, didapat X = 2
3.
Untuk ABA, didapat X = 2
4.
Untuk BAA, didapat X = 2
5.
Untuk ABB, didapat X = 1
6.
Untuk BBA, didapat X = 1
7.
Untuk BAB, didapat X = 1
8.
Untuk BBB, didapat X = 0
Dengan demikian nilai X = {0, 1, 2, 3}
Jika setiap nilai X dicari nilai probabilitasnya, maka distribusi
teoretisnya adalah seperti tabel berikut.
Tabel. Hasil Pelemparan Sebuah Mata Uang Logam
Sebanyak 3 Kali
X
|
P(X)
|
0
1
2
3
|
0,125
0,375
0,375
0,125
|
Jumlah
|
1,000
|
2. Jenis-Jenis Distribusi Teoretis
Distribusi teoretis, berdasarkan bentuk variabelnya,
dibedakan atas dua jenis, yaitu distribusi teoretis diskrit dan distribusi
teoretis kontinu.
a.
Distribusi teoretis diskrit
Distribusi teoretis diskrit adalah suatu daftar atau
distribusi dari semua nilai variabel random diskrit dengan probabilitas
terjadinya masing-masing nilai tersebut.
Misalnya X adalah variabel random diskrit dari ruang
sampel S. Suatu
fungsi f dikatakan merupakan fungsi probabilitas atau
distribusi dari variabel random diskrit (distribusi teoretis diskrit) jika
memenuhi syarat:
1)
2)
3)
Contoh soal:
- Di dalam kotak terdapat 4 bola biru dan 2 kuning.
Secara acak diabil 3 bola. Tentukan distribusi probalitas, X, jika X menyatakan
banyaknya bola kuning yang terambil!
Penyelesaian:
Jumlah titik sampel adalah
titik sampel.
Banyaknya cara mendapatkan bola kunig adalah
Banyaknya cara mendapatkan bola biru adalah
Distribusi probalitasnya dinyatakan dengan:
Untuk X = 0
Untuk X = 1
Untuk X = 2
Distribusi probalitasnya adalah
X
|
0
|
1
|
2
|
P(X)
|
0,2
|
0,6
|
0,2
|
b.
Distribusi teoretis kontinu
Distribusi teoretis kontinu adalah suatu daftar atau
distribusi dari semua nilai variabel random kontinu dengan probabilitas
terjadinya masing-masing nilai tersebut.Misalnya X adalah variabel random
kontinu dari ruang sampel S. Suatu fungsi f
dikatakan merupakan fungsi
probabilitas atau distribusi probabilitas variabel random kontinu X, jika
memenuhi syarat:
a)
b)
c)
Distribusi probabilitas dari variabel random kontinu disebut juga densitas atau fungsi densitas (fungsi kepadatan) dari variabel random tersebut.
Contoh soal:
Suatu variabel random kontinu X yang memiliki nilai antara X = 1 dan X =
3 memiliki fungsi densitas yang dinyatakan oleh
Tentukan nilai P(X
< 2)!
Penyelesaian:
P (X < 2) = P (1 < X < 2)
=
Distribusi yang tergolong distribusi teoretis kontinu, antara lain
1)
distribusi normal
2)
distibusi
3)
distribusi F,
dan
4)
distribusi t.
C. Nilai Harapan/Rata-Rata Hitung Distribusi Teoretis
Nilai harapan atau harapan matematika dari distribusi
teoretis sebenarnya adalah nilai rata-rata hitung tertimbang jangka panjang
dari distribusi teoretis itu, disimbolkan E(X)
atau m.
Misalnya X adalah suatu variabel random dengan distribusi probabilitas f(x) atau P(X = x) maka nilai harapannya atau rata-rata hitung dirumuskan
sebagai berikut.
1.
Untuk distribusi probabilitas diskrit
E (X)
= m
= åx . f(x), atau
E(X) = m
= å (x . P(x)
|
2.
Untuk distribusi probabilitas kontinu
|
Contoh Soal:
1.
Sekelompok ahli sebuah perusahaan terdiri atas 4 orang
ahli manajemen dan 3 orang ahli akuntansi. Akan dibentuk suatu komisi yang
terdiri atas 3 orang (komisi tiga). Jika anggota komisi tiga diambil secara
acak dari ke-7 ahli tersebut, tentukan nilai harapan banyaknya ahli manajemen
yang dapat duduk dalam komisi tiga tersebut!
Penyelesaian:
Misalkan X
adalah banyaknya ahli manajemen dalam komisi tiga maka variabel random X dapat
memiliki nilai 0, 1, 2, 3. distribusi probabilitas dari variabel X dapat
dihitung dengan menggunakan pendekatan komvinasi.
Distribusi probabilitasnya adalah
x
|
0
|
1
|
2
|
3
|
f(x)
|
|
|
|
|
Nilai harapan
ahli manajemen yang dapat duduk dalam komisi tiga adalah
= 1, 7
Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa andaikan komis tiga itu dibentuk berulang-ulang maka
diharapkanya ahli manajemen dalam setiap komisi yangterbentuk adalah 1,7 atau 2
orang (sebagai pendekatan).
D. Varians Dan Simpangan Baku Distibusia Teoretis
Dengan menggunakan nilai harapan ini maka varians atau
simpangan baku
(deviasi standar) dari distribusi teoretis atau distribusi probabilitas
(variabel random X) dapat dihitung, yaitu:
atau
|
Contoh
soal:
1.
Misalkan variabel random X memiliki distribusi
probabilitas sebagai berikut:
X
|
0
|
1
|
2
|
3
|
f(x)
|
|
|
|
|
Tentukan Var (X) dan simpangan bakunya.
Penyelesaian:
= 2
= 4,67
=
= 0,67
= = 0,82
2.
Lama hidup jenis binatang tertentu dalam tahun
dinyatakan dengan fungsi densitas berikut.
= 0, untuk x yang lain
Tentukan varians
dan simpangan baku
lama hidup dari seekor binatang untuk jenis tersebut.
Penyelesaian:
-
Perhitungan varians
=
=
=
=
tahun
-
Perhitungan simpangan baku
= tahun
E. Distribusi Binomial
1. Pengertian dan Ciri-Ciri Distribusi
Binomial
Distribusi binomial atau distribusi Bernoulli
(ditemukan oleh Jemes Bernoulli) adalh suatu distribusi teoretis yang
menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari dua kejadian yang
berkomplemen, seperti sukses-gagal, ya tidak, baik-cacat, kepala-ekor.
Distribusi ini memiliki ciri-ciri berikut.
1)
Setiap percobaan hanya memiliki dua peristiwa, seperti
ya-tidak, sukses, gagal.
2)
Probabilitas satu peristiwa adalah tetap, tidak berubah
untuk setiap percobaan.
3)
Percobaannya bersifat independen, artinya peristiwa
dari suatu percobaan
4)
Jumlah atau banyaknya percobaan yang merupakan komponen
percobaan binomial harus tertentu.
Contoh:
Seorang
mahasiswa menghadapi 6 pertanyaan pilihan berganda, setiap pertanyaan memiliki
5 alternatif jawaban. Jika dalam menjawab pertanyaa, mahasiswa tersebut
berspekulasi maka probabilitas pertanyaan adalah
1)
Untuk menjawab benar,
2)
Untuk menajwab salah,
Misalnya susunan
5 jawaban benar adalah B B B B B S maka:
P (B B B B B S) = P(B) P(B)
P(B) P(B) P(B) P(S)
=
=
Kemungkinan lain
susunan 5 jawaban benar adalah B B B S B B, sehingga:
P (B B B S B B) = P(B) P(B)
P(B) P(S) P(B) P(B)
=
=
Ternyata,
probabilitas 5 jawaban benar dari 6 pertanyaan adalah sama untuk susunan mana
pun. Banyaknya kemungkinan susunan 5 benar dan 1 salah dapat dicari dengan
menggunakan rumus kombinasi.
|
Untuk kasus di
atas, memiliki n = 6, x = 5, sehingga terdapat
2. Rumusan Distribusi Binomial
- Rumus
binomial suatu peristiwa
Dari uraian dan contoh sebelumnya, diketahui bahwa
probabilitas suatu peristiwa dapat dihitung dengan mengalikan kombinasi susunan
dengan probabilitas salah satu susunan. Berdasarkan hal tersebut, secara umum
rumus dari probabilitas binomial suatu peristiwa dituliskan.
|
Keterangan:
x = banyaknya peristiwa sukses
n = banyaknya percobaan
p = probabilitas peristiwa
sukses
q = 1 – p = probabilitas
peristiwa gagal
Contoh soal:
1.
Sebuah dadu dilemparkan ke atas sebanyak 4 kali.
Tentukan probabilitas dari persitiwa berikut!
a.
Mata dadu 5 muncul 1 kali
b.
Mata dadau genap muncul 2 kali
c.
Mata dadu 2 atau 6 muncul sebanyak 4 kali
Penyelesaian:
a)
Karena dadu memiliki 6 sisi, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6,
sehingga setiap sisi memiliki probabilitas Jadi, probabilitas untuk mata 1 adalah sehingga:
b)
Mata dadu genap ada 3, yaitu 2, 4, dan 6, sehingga:
=
= 0,375
c)
Muncul mata dadu 2 atau 6 sebanyak 4 kali, sehigga:
=
= 0,0123
- Probabilitas
binomial kumulatif
Probabilitas binomial kumulatif adalah probabilitas
dari peristiwa binomial lebih dari satu sukses.
Probabilitas binomial kumulatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
PBK =
|
Contoh soal:
Sebanyak 5 mahasiswa akan mengikuti ujian sarjana dan diperkirakan
probabilitas kelulusannya adalah 0,7. Hitunglah probabilitas:
a.
Paling banyak 2 orang lulus,
b.
Yang akan lulus antara 2 sampai 3 orang
c.
Paling sedikit 4 di antaranya lulus!
Penyelesaian:
a.
n = 5; p
= 0,7; q = 0,3; x = 0,1, dan 2
= 00,16
b.
n = 5; p =
0,7; q = 0,3; x=
2 dan 3
c.
n = 5; p
= 0,7; q = 0,3; x = 4 dan 5
3. Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku Distribusi Binomial
Secara umum, nilai rata-rata varians , dan simpangan baku
dapat dicari
berdasarkan distribusi probabilitasnya, dengan pendekatan sebagai berikut.
1)
Untuk rata-rata
|
2)
Untuk varians
|
3)
Untuk simpangan baku ;
|
Secara singkat, nilai rata-rata, varians, dan
simpangan baku
distribusi binomial dapat dihitung dengan rumus:
1)
rata-rata
2)
varians
3)
simpangan
|
Contoh soal:
1.
Suatu distribusi binomial memiliki Tentukan nilai
rata-rata, varians, dan simpangan bakunya.
Penyelesaian:
Rata-rata
=
= 1,5
Varians
Simpangan baku
=
= 1,06
2.
Pada pelemparan 4 mata uang logam sebanyak 50 kali,
terdapat distribusi sebagai berikut :
X
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
f
|
3
|
10
|
5
|
17
|
15
|
Jika X = gambar
angka, tentukan probabilitas sukses keluarnya gambar angka tersebut (p)!
Penyelesaian :
F. Distribusi Hipergeometrik
G.
1. Pengertian Distribusi Hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik juga termasuk distribusi
teoretis yang menggunakan variabel diskrit dengan dua kejadian yang
berkomplemen, seperti halnya distribusi binomial.
Perbedaan yang utama antara distribusdi binomial dan
distribusi hipergeometrik adalah pada cara pengambilan sampelnya. Pada
distribusi binomial pengambilan sampel dilakukan dengan pengembalian, sedangkan
pada distribusi hipergeometrik pengambilan sampel dilakukan tanpa pengembalian.
2. Rumus Distribusi Hipergeometrik
Secara umum, distribusi hipergeometrik dirumuskan:
|
Keterangan:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
k = Banyaknya unsur yang sama pada populasi
x = Banyaknya peristiwa sukses
Contoh Soal:
Sebuah kotak berisi 50 bola, 5 di antaranya pecah. Apabila diambil 4
bola, berapa probabilitas dua di antaranya pecah?
Penyelesaian:
= 0,043
H. Distribusi Poisson
1. Pengertian dan Ciri-Ciri Distribusi Poisson
Distribusi Poisson disebut juga distribusi peristiwa yang jarang terjadi.
Distri Poisson mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu
interval waktu atau suatu daerah tertentu tidak bergantung pada banyaknya hasil
percobaan yang terjadi pada interval waktu atau daerah lain yang terpisah.
b.
Probabilitas terjadinya hasil percobaan selama suatu
interval waktu yang singkat atau dalam suatu daerah yang kecil, sebanding
dengan panjang interval waktu atau besarnya daerah tersebut dan tidak
bergantung pada banyaknya hasil percobaan yant terjadi di luar interval waktu
atau daerah tersebut.
c.
Probabilitas lebih dari satu hasil percobaan yang
terjadi dalam interval waktu yang singkat atau dalam daerah yang kecil dapat
diabaikan.
2. Rumusan Distribusi Poisson
a. Rumus
probabilitas Poisson suatu peristiwa
Probabilitas suatu peristiwa yang berdistribusi Poisson dirumuskan
|
Keterangan :
= rata-rata
terjadinya suatu peristiwa
e = bilangan alam = 2,71828
Probabilitas terjadinya suatu kedatangan yang mengikuti proses Poisson
dirumuskan
|
Keterangan :
= Tingkat kedatangan
rata-rata per satuan waktu
t = Banyaknya waktu
x = Banyaknya kedatangan dalam t satuan waktu
contoh soal:
1.
Sebuah toko alat-alat listrik mencatat rata-rata
penjualan lampu TL 40 W setiap hari 5 buah. Jika permintaan akan lampu tersebut
mengikuti distribusi Poisson, berapa probabilitas untuk penjualan berikut?
a.
0 lampu TL
b.
3 lampu TL
Penyelesaian:
a.
b.
b. Probabilitas
distribusi Poisson kumulatif
Probabilitas Poisson kumulatif adalah probabilitas dari peristiwa Poisson
lebih dari satu. Probabilitas Poisson kumulatif dapat dihitung dengan rumus;
PPK =
|
Contoh soal:
1.
Sebuah toko alat-alat listrik mencatat rata-rata
penjualan lampu TL 40 W setiap hari 5 buah. Permintaan akan lampu tersebut
mengikuti distribusi Poisson.
Penyelesaian:
a.
b.
c. Distribusi
Poisson sebagai pendekatan distribusi binomial
Distribusi Poisson sebagai pendekatan distribusi binomial dirumuskan:
|
Keterangan:
np = rata-rata distribusi binomial
Contoh soal:
Sebuah konveksi pakaian menggunakan 20 mesin jahit. Probabilitas sebuah
mesin jahit mengalmi dan memerlukan perbaikan adalah 0,02. Tentukan
probabilitas dari 3 mesin yang akan mengalami gangguan dan memerlukan
perbaikan, gunakan pendekatan Poisson dan binomial!.
Penyelesaian:
- Pendekatan Poisson
= 0,0072
- Pendekatan Binomial
= (1.140) (0,000008) (0,71)
= 0,0065
3. Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku Distribusi Poisson
Distribusi Poisson memiliki rata-rata (mean), varians, dan simpangan baku sebagai berikut.
a.
Rata-rata:
|
b.
Varian:
|
c.
Simpangan baku :
|
I. Distribusi Normal
1. Pengertian dan Ciri-Ciri Distribusi Normal
Distribusi normal adalah salah satu distribusi
teoretis dari variabel random kontinu. Distribusi normal sering disebut distribusi Gauss.
Distribusi normal memiliki bentuk fungsi sebagai berikut.
|
Keterangan:
x =
Nilai data
= 3,14
= Simpangan baku
= Rata-rata x
e =
2,71828 »
2,72
Distribusi normal adalah merupakan distribusi yang
simetris dan berbentuk genta atau lonceng. Pada bentuk tersebut ditunjukkan
hubungan ordinat pada rata-rata dengan berbagai ordinat pada berbagai jarak
simpangan baku
yang diukur dari rata-rata.
Dalam bentuk diagram atau kurva (disebut kurva normal)
Kurva tersebut dipengaruhi oleh rata-rata dan simpangan baku
. Jika rata-rata (besar dan sampingan baku
besar maka kurvanya
makin rendah (platikurtik). Jika rata-rata dan simpangan baku kecil maka kurvanya
makin tinggi (leptokurtik).
Dari bentuk kurva tersebut normal dapat diketahui
sifat-sifat distrbusi normal, yaitu sebagai berikut:
1)
Bentuk distribusi normal adalah bentuk genta atau
lonceng dengan satu puncak (unimodal)
2)
Rata-rata terletak di
tengah-tangah.
3)
Nilai rata-rata sama dengan median sama dengan modus
yang memberikan pola simetris.
4)
Ujung-ujung sisi kurvanya sejajar dengan sumbu
horizontal (sb-X) dan tidak akan pernah memotong sumbu tersebu.
5)
Data sebagian besar ada di tengah-tengah dan sebagian
kecil ada di tepi yaitu:
a)
Jarak ± 1 menampung 68% atau
68,26% data:
b)
Jarak ± 2 menampung 95% atau
95,46% data;
c)
Jarak ± menampung 99 % atau
99,74% data.
2. Distribusi Normal Standar
Keluarga distribusi normal memiliki jumlah yang banyak
sekali, akibat pengaruh rata-rata dan simpangan baku . Akan tetapi, untuk mencari probabilitas
suatu interval dari variabel random kontinu dapat dipermudah dengan menggunakan
bantuan distribusi normal standar.
Distribusi normal standar adalah distribusi normal
yang memiliki rata-rata = 0 dan simpangan baku
= 1. Bentuk fungsinya
adalah:
|
Dalam bentuk diagram atau kurva (disebutkan kurva
normal standar. Dari bentuk kurva distribusi normal standar tersebut, dapat
diketahui sifat-sifat distribusi tersebut, yaitu.
1)
Kurva simetris terhadap sumbu Y;
2)
Mempunyai titik tertinggi
3)
Cekung ke bawah untuk interval X = -1 sampai X = + 1 dan
cekung ke atas untuk nilai X secara cepat begitu bergerak dari X = 0 ke kiri maupun ke kanan;
4)
Luas seluruh daerah di bawah kurva dan di atas sumbu X sebesar 1 unit.
Untuk mengubah distribusi normal umum menjadi
distribusi normal standar, gunakan nilai Z
(standar units). Bentuk rumusnya adalah
|
Keterangan:
Z = Variabel normal standar
X =
Nilai variabel random
= Rata-rata variabel
random
= Simpangan vaku
variabel random
Nilai Z (standard
units) adalah angka atau indeks yang menyatakan penyimpangan suatu nilai
variabel random (X) dari rata-rata dihitung dalam satuan simpangan baku
3. Penggunaan Kurva Normal
Standar
Untuk menentukan laus daerah di bawah kurva normal
standar, telah dibuat daftar distribusi normal standar, yaitu tabel luas kurva
normal standar dengan nilai-nilai Z tertentu (lihat lampiran). Dengan daftar
tersebut, bagian-bagian luas dari distribusi normal standar dapat dicari.
Karena seluruh luas kurva adalah 1 dan kurva simetris
terhadap = 0 maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun
ke kanan adalah 0,5, dan diartikan: P (Z>0)
= 0,5. Luas daerah di bawah kurva
normal pada interval tertentu dapat dituliskan: P (0 < Z < b).
4. Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku Distribusi Normal
Distribusi normal memiliki rata-rata, varians, dan
simpangan baku
sebagai berikut;
a.
Rata-rata:
|
b.
Varians:
|
c.
Simpangan baku :
|
J. Hubungan Antara Distribusi Normal (Kurva Normal) Dan Distribusi Binomial
Distribusi binomial akan mendekati distribusi normal
jika nilai p sama dengan dan nilai n besar. Namun dalam prakteknya,
distribusi normal (kurva normal) dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus
distribusi binomial (probabilitas binomial) sekalipun p tidak sama dengan dan n relatif
kecil.
Seperti diketahui, distribusi binomial bervariabel
diskrit sedangkan distribusi normal (kurva normal) bervariabel kontinu. Karena
itu, penggunaan distribusi normal (kurva normal) untuk menyelesaikan kasus
distribusi binomial dapat dilakukan dengan menggunakan aturan (penyesuaian),
yaitu menggunakan faktor koreksi. Caranya ialah menambahkan atau mengurangi
variabel X-nya dengan 0,5, sebagai berikut.
1)
Untuk batas bawah (kiri), variabel X dikurangi 0,5.
2)
Untuk batas atas (kanan), variabel X ditambah 0,5
Dengan demikian, rumus Z-nya menjadi:
Dengan
i = 1,2
=
Contoh Soal:
1.
Sebuah uang logam yang setimbang memiliki permukaan
angka (A) dan gambar (G), dilemparkan ke atas sebanyak 15 kali. Tentukan
probabilitas utuk mendapatkan 10 kali permukaan gambar (G) (gunakan distribusi
binomial dan kurva normal)!
Penyelesaian
a.
Menggunakan distribusi binomial
b.
Menggunakna kurva normal
Karena nilai variabel X adalah 10 maka:
-
untuk batas bawahnya (X1) = 10 – 0,5 = 9,5
-
untuk batas atasnya (X2) = 10 + 0,5 = 10,5
nilai Z1 dan Z2 adalah sebagai berikut.
= 1,55 (dari tabel normal, luasnya 0,4394)
Jadi, P (X = 10) = 0,4394 –
0,3485
= 0, 0909
Perbedaan hasil antara rumus binomial dan kurva normal sebesar 0,0007
sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.