BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bank pada
hakiikatnya adalah lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Tabungan
hanya akan berguna apabila diinvestasikan, sedangkan para penabung tidak dapat
diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses.
Nasabah mau menyimpan dananya dibank karena ia percaya bank dapat memilih
alternatif investasi yang menarik.
Proses
pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam
pemilihan bentuk investasi akan membawa akibat bank tidak bisa memenuhi
kewajibannya kepada para nasabah. Pada umumnya, bank mengkoordinasikan fungsi
tersebut melalui apa yang disebut asset/liability management commitee.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari Asset Liability management ( ALMA )?
2.
Apa saja tujuan dari ALMA ?
3.
Apa saja fungsi dari ALMA ?
4.
Apa saja jenis-jenis risikko dari ALMA ?
5.
Bagaimana hubungan ALMA dan ALCO ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Dapat menjelaskan pengertian dari ALMA.
2.
Dapat menyebutkan tujuan dari ALMA.
3.
Dapat menyebutkan fungsi-fungsi dari ALMA.
4.
Dapat menyebutkan jenis-jenis risiko dari ALMA.
5.
Dapat menjelaskan hubungan ALMA dan ALCO.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asset dan liability manajemen ( ALMA)
·
Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan
pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan
bank.
·
Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan strategi
jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
·
Dilihat dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakna bahwa
Asset dan Liability manajemen ( ALMA ) adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan,
dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko
antara lain risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko
portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.
B.
Tujuan Asst dan liability manajemen ( ALMA)
Tujuan asset
dan liability manajemen adalah untuk pertumbuhan yang wajar, pendapatan yang
maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan-cadangan untuk
resiko yang mungkin timbul, memelihara sumber pendanaan dan memenuhi penggunaan
dana.
C.
Fungsi Asset dan Liability Manajemen ( ALMA )
ALMA berfungsi
untuk meminimalisir berbagai risiko menyangkut asset dan liability guna
memaksimumkan keuntungan dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham
dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas.
Sebagaimana
diketahui, manajemen tidak bisa semaunya menarik nasabah untuk menyimpan
uangnya di bank, tanpa adanya keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan
secara mengguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik
oleh nasabah atau dana tersebut telah jatuh tempo. Oleh karena itu, manajemen
juga harus secara simultan mempertimbangkan berbagai risiko yang akan
berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Hal ini juga meliputi
penilaian terhadap rencana pendapatan, penilaian kinerja investasi perusahaan
masa lalu, memantau distribusi aset atau liabilitas bank, dan menerapkan
strategi manajemen asset/liabilitas.
D.
Jenis-jenis Risiko
Beberapa risiko
asset dan liability manajemen antara lain :
1.
Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan
bank mengelola ( kelebihan atau kekurangan ) dana dalam kegiatan operasional.
Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari,
mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan
pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik
dan menguntungkan. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu
kecil sehingga mengganggu kebuutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak
boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada
rendahnya tingkat profitabilitas.
2.
Risiko suku bunga adalah risiko yang disebabkan karena posisi
reviewing asset liability tidak searah dengan perubahan suku bunga.
Secara
umum, asset/liabilitas dikatakan sensitif apabila memiliki sebagian atau
seluruh dari tiga karateristik dibawah ini ;
a)
Jika pendapatan atau biaya bunga dari komponen-komponen
aset/liabilitas mudah berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat bunga pada suatu
periode tertentu.
b)
Cash flow dari komponen-komponen aset/liabilitas mudah keluar-masuk
jika terjadi perubaahan tingkat bunga.
c)
Repriceable, yaitu aset/liabilitas yang dapat diperbaharui tingkat
bunganya dalam jangka waktu tertentu mengikuti perubahan tingkat bunga.
3.
Risiko nilai tukar adalah risiko yang disebabkan oleh posisi
asset dan liability dalam mata uang
asing tidak searah dengan perubahan nilai tukar.
4.
Risiko portepel adalah risiko yang disebabkan oleh struktur asset
dan liability tidak mendukung efisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang
menghasilkan keuntungan dan komposisi liability mengarah kebiaya tinggi. Dalam
kaitan terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel sangat penting yaitu
bagaimana mengusahakan agar komposisi dana searah dengan komposisi penggunaan
dana.
E.
Aplikasi Teori Asset Liability Management pada Perbankan Syariah
Sebagaimana perbankan konvensional, perbangkan syariah
pun juga merupakan lembaga intermediasi antara penabung dengan investor.
Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada
domonasi prinsip berbagai hasil dan
berbagai risiko yang melandasi operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada bebeerapa karateristik berikut
ini :
1.
Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya menjamin
pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan, tetapi tidak
menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito. Bank syariah juga
tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan realisasi
pembagian keuntungan final atas deposito pada bank syariah bergantung pada
performance dari bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin
pembayaran keuntungan aas deposit berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikann performence-nya.
2.
Sistem operasional bank syariah bberdasarkan pada sistem equity di
mana setiap modal mengandung risiko. Oleh karena itu, hubungan kerjasama antara
bank syariah dengan nasabah adalah baerdasarkan prinsip bagi hasil dan berbagi
risiko.
3.
Dalam melakukan kegiatan pembiayaan, bank syariah menggunakan model
pembiayaan muamalah maaliyah. Sehubungan dengan itu, bank syariah melakukan
pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang
profesional.’
F.
Hubungan ALMA dan AlCO
Produksi dalam
industri perbangkan adalah aktivitas bank yang tercermin dalam neraca
asset/liability sementara hasil produksi adalah laporan laba/rugi. Hasil
produksi yang optimal dapat dicapai jika para pejabat bank syariah mampu mempersiapkan perencanaan dan
pengaturan penghimpunan dan pengalokasian dana. Oleh karena itu, perencanaan
dan pengaturan dana akan berjalan baik harus dilakukan oleh pihak atau badan
ynag baik. Badan ini biasanya berbentuk ttim atau panitia atau disebut commitee
ataupun dewan khusus.
Dewan khusus
atau tim yang mengelola manajemen dana atau lebih luas lagi pada pengelolaan
asset and liability of bank, disebut dengan Asset and Liability Commitee Atau
disingkat (ALCO ). Sesuai dengan namanya panitia atau tim ini melakukan
kegiatan rutin dan mengadakan pertemuan yang juga diatur secara rutin, misalnya
sebulan sekali atau sebulan dua kali. Keberhasilan proses manajemen Asset
liability ( ALMA ) tergantung pada koordinasi serta partisipasi
seluruhh bagian-bagian yang terliabat dalam komite untuk menangani masalah-masalah
yang menjadi tanggung jawabnya.
Agar strategi
ALMA dapat efektif, maka beberapa kriteria berikut harus dipenuhi oleh tim atau
ALCO, yaitu :
1.
Semua angggota ALCO harus terlibat dan mengerti bahwa strategi ALMA
adalah strategi menyeluruh dari asset dan liability.
2.
Semua anggota ALCO harus terlibat dalam pencapaian anggaran yang
direncanakan.
3.
Semua anggota ALCO harus berfokus kepada hasil mendatang serta
memberikan saran dan pendaapat pemecahan.
4.
Semua anggota ALCO harus saling berhubungan dalam kaitannya dalam
pencapaian tujuan.
5.
ALCO harus merupakan
keterpaduan dari seluruh bagian yang ada di bank. Semua bagian harus mempunyai
sistem yang mampu memberikan informasi yang tepat, terbaru dan tepat.
6.
Semua anggota ALCO harus mempunyai semangat pembaharuan, mengetahui
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta mampu mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi.
7.
Semua anggota ALCO harus berpandangan luas dan saling mendukung
tanpa prasangka buruk.
ALMA (Asset Liability Management) dalam suatu bank syariah
merupakan strategi dan pembuatan kebbijakan. Dengan demikian, ALMA pada
dasarnya adalah proses perencanaan. Oleh karena itu, beberapa strategi penting
yang terlibat dalam Proses ALMA adalah :
1.
Perencanaan
Hubungan
ALMA dengan perencanaan karena :
a.
Dalam proses pengambilann keputusan harus diketahui ke arah mana
tujuan yang diinginkan
b.
Dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang harus diketahui
akibatnya terhadap pencapaian keuntungan, termasuk keadaan likuiditas, keadaan
profit rate. Oleh kerena itu, perencanaan merupakan strategi ALMA.
2.
Manajemen Dana
Manajemem
dana merupakan salah satu pengelola strategi ALCO dimana apabila perencanaan
sebagai strategi dasar, maka manajemen dana sebagai pengelola operasional maka
harus dijaga kontinuitas penggunaann serta sumber dananya, secara tepat, baik
dari sisi jumlah, waktu maupun harganya.
3.
Manajemenn Kualitas Pembiayaan
Meskipun
pengelola strategi operasional dari pinjaman adalah manajemen pembiayaan namun
pengambilan keputusan operasional harus dijaga perkembangan serta kualitas
pembiayaan sebagai penghasil utama aktivitas bank. Manajemen kualitas
pembiayaan digunakan untuk menjaga kualitas pembiayaan sesuai dengan
perencanaan. Dalam hal ini perlu adanya tim pengawas pembiayaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Asset dan Liability
manajemen ( ALMA ) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan
strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain
risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau
risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.
2.
Tujuan asset dan liability manajemen adalah untuk pertumbuhan yang
wajar, pendapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk
cadangan-cadangan untuk resiko yang mungkin timbul, memelihara sumber pendanaan
dan memenuhi penggunaan dana.
3.
ALMA berfungsi untuk meminimalisir berbagai risiko menyangkut asset
dan liability guna memaksimumkan keuntungan dan hasil yang dibagikan kepada
para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan
likuiditas.
4.
Jenis-jenis Risiko
a.
Risiko Likuiditas
b.
Risiko Suku bunga
c.
Risiko nilai tukar
d.
Risiko portepel
5.
Hubungan ALMA dengan ALCO
Produksi dalam industri perbangkan adalah aktivitas bank yang
tercermin dalam neraca asset/liability sementara hasil produksi adalah laporan
laba/rugi. Hasil produksi yang optimal dapat dicapai jika para pejabat bank
syariah mampu mempersiapkan perencanaan
dan pengaturan penghimpunan dan pengalokasian dana. Oleh karena itu,
perencanaan dan pengaturan dana akan berjalan baik harus dilakukan oleh pihak
atau badan ynag baik. Badan ini biasanya berbentuk ttim atau panitia atau
disebut commitee ataupun dewan khusus. Dewan khusus atau tim yang mengelola
manajemen dana atau lebih luas lagi pada pengelolaan asset and liability of
bank, disebut dengan Asset and Liability Commitee Atau disingkat (ALCO ).
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad,
manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2003.
Muhammad
Syafi’i Antonio, Bankk Syariah, Jakarta : gema Insanii, 2001.
Rusyamsi,
Imam. 1999, Asset Liabiliti Management : strategi Pengelolaan Aktiva
Pasiva Bank, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.