Kenaikan Harga Dipasar
- Mengapa harga barang-barang kebutuhan pokok ini melonjak?
- Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga barang dan jasa?
Pada dasarnya kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di Indonesia ini bisa dijelaskan melalui hukum penawaran dan permintaan (supply and demand). Kalau penawaran barang itu tetap atau berkurang sedangkan permintaan di lain pihak itu meningkat, maka akan terjadi kenaikan harga. Demikian pula sebalinya, apanila jumlah permintaan barang dan jasa menurun sedang jumlah penawarannya tetap, maka akan berakibat menurunnya harga barang dan jasa tersebut.
Lonjakan harga barang yang terjadi di Indonesia terkait erat dengan krisis politik yang terjadi. Sebagai contoh terjadinya demonstrasi dan kerusuhan-kerusahan di berbagai tempat yang menyebabkan terhambatnya distribusi barang ke pasar, sehingga penawaran barang tersebut berkurang. Di sisi lain jumlah permintaan meningkat, walaupun secara total (agregat) jumlah permintaan tidak berubah, namun karena masyarakat khawatir akan terjadinya kerusuhan-kerusuhan, maka mereka secara berbondong-bondong membeli barang secara besar-besaran. Dimana hal ini menyebabkan melonjaknya harga barang-barang di pasar. Jadi masalah kenaikan harga barang dan jasa ini tidak semata-mata karena faktor ekonomi semata, tetapi dipengaruhi juga oleh kondisi politik yang ada.
- Apakah ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran dan permintaan barang?
Kenaikan harga barang dan jasa juga bisa disebabkan karena naiknya harga bahan baku dan barang-barang modal yang diimpor. Seperti diketahui bahwa negara kita sangat besar ketergantungannya terhadap barang-barang modal dari luar negeri, dan impor terhadap barang modal tersebut dihitung dalam satuan nilai uang USD. Ketika nilai tukar USD mengalami apresiasi yang sangat tinggi terhadap Rupiah, yaitu dari kurang dari Rp. 3.000,- per USD menjadi Rp. 15.000 – Rp. 17.000,- per USD, maka harga bahan baku dan barang-barang modal melonjak tajam. Dimana hal ini menyebabkan melonjaknya harga bahan baku dan barang-barang modal yang diimpor.
3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran barang di pasar antara lain:
- Fluktuasi atau naik-turunnya harga di pasar.
Seandainya harga barang di pasar, misalnya harga gula di pasar meningkat, maka para penjual akan menambah penjualan atau penawarannya. Tetapi bila harga gula menurun maka para penjual secara otomatis akan menahan barangnya dalam gudang, menunggu kenaikan harga.
- Berubahnya teknik-teknik produksi sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
Berkembangan teknologi mempengaruhi teknik-teknik produksi dalam perusahaan. Misalnya dengan ditemukannya mesin-mesin, sehingga proses produksi dapat dilakukan secara masal, dimana hal ini akan menyebabkan biaya produksi menurun, dan harga barang di pasar cenderung menurun,
- Berubahnya biaya produksi
Antara lain terkait dengan perkembangan teknologi, sebagaimana dikemukakan di atas.
- Berubahnya penawaran bahan mentah dan harganya
Sebagai contoh kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minyak di dalam negeri disebabkan karena bahan mentah minyak sawit (CPO) itu kebanyakan di ekspor, karena tingginya nilai US Dollar ketika itu. Sekarang terjadi kebalikannya, harga CPO di luar negeri anjlok sampai di bawah USD 200 per ton, sehingga pengusaha perkebunan kelapa sawit lebih suka menjual CPO nya di dalam negeri, sehingga menyebabkan turunnya kembali harga minyak goreng mendekati harga sebelum terjadinya krisis.
- Adanya kenaikan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah.
- Terjadinya persaingan antar penjual
Persaingan antar penjual turut mempengaruhi harga. Seandainya tingkat persaingan tinggi, dengan banyaknya penjual, maka mereka akan sangat bersaing dalam menetapkan harga jual, misalnya dengan memberikan potongan-potongan atau discount kepada pembeli, sehingga harga menurun.
- Faktor-faktor alam, seperti bencana alam.
3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan barang di pasar antara lain:
- Pendapatan masyarakat.
Pendapatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap permintaan masyarakat akan barang dan jasa. Kalau pendapatan masyarakat meningkat, maka ada kecenderungan masyarakat meningkatkan pengeluarannya. Artinya masyarakat menjadi lebih konsumtif.- Ada atau tidaknya barang komplementer atau pelengkap.
- Selera pembeli atau konsumen.
Selera masyarakat senantiasa berubah, hal ini antara lain tergantung dari pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka seleranya terhadap barrang dan jasa akan semakin tinggi atau berubah. Sebagai contoh seseorang yang baru bekerja dengan penghasilan pas-pasan biasa membeli pakaian yang tak bermerek, tetapi ketika pendapatannya meningkat, maka seleranya terhadap pakaian juga akan berubah, dia mulai pilih-pilih dalam membeli baju misalnya, seperti merek-merek Arrow, Kenzo, dan sebagainya.- Faktor-faktor non ekonomis, seperti bencana alam (gempa bumi, banjir, dsb)
Apabila di suatu daerah terjadi bencana alam, maka akan terjadi peningkatan permintaan terhadap barang-barang tertentu, seperti obat-obatan, makanan-makanan cepat dimasak seperti indomie, super mie.
0 komentar:
Posting Komentar