Pages - Menu

Sabtu, 28 Juli 2012

Asset Liability management ( ALMA )

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bank pada hakiikatnya adalah lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Tabungan hanya akan berguna apabila diinvestasikan, sedangkan para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses. Nasabah mau menyimpan dananya dibank karena ia percaya bank dapat memilih alternatif investasi yang menarik.
Proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam pemilihan bentuk investasi akan membawa akibat bank tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Pada umumnya, bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut asset/liability management commitee.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari Asset Liability management ( ALMA )?
2.      Apa saja tujuan dari ALMA ?
3.      Apa saja fungsi dari ALMA ?
4.      Apa saja jenis-jenis risikko dari ALMA ?
5.      Bagaimana hubungan ALMA dan ALCO ?



C.     Tujuan Masalah
1.      Dapat menjelaskan pengertian dari ALMA.
2.      Dapat menyebutkan tujuan dari ALMA.
3.      Dapat menyebutkan fungsi-fungsi dari ALMA.
4.      Dapat menyebutkan jenis-jenis risiko dari ALMA.
5.      Dapat menjelaskan hubungan ALMA dan ALCO.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asset dan liability manajemen  ( ALMA)
·         Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank.
·         Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
·         Dilihat dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakna bahwa Asset dan Liability manajemen ( ALMA ) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.

B.     Tujuan Asst dan liability manajemen ( ALMA)
Tujuan asset dan liability manajemen adalah untuk pertumbuhan yang wajar, pendapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan-cadangan untuk resiko yang mungkin timbul, memelihara sumber pendanaan dan memenuhi penggunaan dana.  


C.    Fungsi Asset dan Liability Manajemen ( ALMA )
ALMA berfungsi untuk meminimalisir berbagai risiko menyangkut asset dan liability guna memaksimumkan keuntungan dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas.
Sebagaimana diketahui, manajemen tidak bisa semaunya menarik nasabah untuk menyimpan uangnya di bank, tanpa adanya keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara mengguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana tersebut telah jatuh tempo. Oleh karena itu, manajemen juga harus secara simultan mempertimbangkan berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Hal ini juga meliputi penilaian terhadap rencana pendapatan, penilaian kinerja investasi perusahaan masa lalu, memantau distribusi aset atau liabilitas bank, dan menerapkan strategi manajemen asset/liabilitas.

D.    Jenis-jenis Risiko
Beberapa risiko asset dan liability manajemen antara lain :
1.      Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank mengelola ( kelebihan atau kekurangan ) dana dalam kegiatan operasional. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik dan menguntungkan. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu kebuutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas.
2.      Risiko suku bunga adalah risiko yang disebabkan karena posisi reviewing asset liability tidak searah dengan perubahan suku bunga.
Secara umum, asset/liabilitas dikatakan sensitif apabila memiliki sebagian atau seluruh dari tiga karateristik dibawah ini ;
a)      Jika pendapatan atau biaya bunga dari komponen-komponen aset/liabilitas mudah berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat bunga pada suatu periode tertentu.
b)      Cash flow dari komponen-komponen aset/liabilitas mudah keluar-masuk jika terjadi perubaahan tingkat bunga.
c)      Repriceable, yaitu aset/liabilitas yang dapat diperbaharui tingkat bunganya dalam jangka waktu tertentu mengikuti perubahan tingkat bunga.
3.      Risiko nilai tukar adalah risiko yang disebabkan oleh posisi asset  dan liability dalam mata uang asing tidak searah dengan perubahan nilai tukar.
4.      Risiko portepel adalah risiko yang disebabkan oleh struktur asset dan liability tidak mendukung efisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang menghasilkan keuntungan dan komposisi liability mengarah kebiaya tinggi. Dalam kaitan terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel sangat penting yaitu bagaimana mengusahakan agar komposisi dana searah dengan komposisi penggunaan dana.

E.     Aplikasi Teori Asset Liability Management pada Perbankan Syariah
Sebagaimana  perbankan konvensional, perbangkan syariah pun juga merupakan lembaga intermediasi antara penabung dengan investor. Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada domonasi prinsip berbagai hasil  dan berbagai risiko yang melandasi operasionalnya. Hal ini antara lain  tercermin pada bebeerapa karateristik berikut ini :
1.      Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan, tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito. Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan aas deposit berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan mengabaikann performence-nya.
2.      Sistem operasional bank syariah bberdasarkan pada sistem equity di mana setiap modal mengandung risiko. Oleh karena itu, hubungan kerjasama antara bank syariah dengan nasabah adalah baerdasarkan prinsip bagi hasil dan berbagi risiko.
3.      Dalam melakukan kegiatan pembiayaan, bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliyah. Sehubungan dengan itu, bank syariah melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang profesional.’

F.     Hubungan ALMA dan AlCO
Produksi dalam industri perbangkan adalah aktivitas bank yang tercermin dalam neraca asset/liability sementara hasil produksi adalah laporan laba/rugi. Hasil produksi yang optimal dapat dicapai jika para pejabat bank syariah  mampu mempersiapkan perencanaan dan pengaturan penghimpunan dan pengalokasian dana. Oleh karena itu, perencanaan dan pengaturan dana akan berjalan baik harus dilakukan oleh pihak atau badan ynag baik. Badan ini biasanya berbentuk ttim atau panitia atau disebut commitee ataupun dewan khusus.
Dewan khusus atau tim yang mengelola manajemen dana atau lebih luas lagi pada pengelolaan asset and liability of bank, disebut dengan Asset and Liability Commitee Atau disingkat (ALCO ). Sesuai dengan namanya panitia atau tim ini melakukan kegiatan rutin dan mengadakan pertemuan yang juga diatur secara rutin, misalnya sebulan sekali atau sebulan dua kali. Keberhasilan proses manajemen Asset liability   ( ALMA )  tergantung pada koordinasi serta partisipasi seluruhh bagian-bagian yang terliabat dalam komite untuk menangani masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya.
Agar strategi ALMA dapat efektif, maka beberapa kriteria berikut harus dipenuhi oleh tim atau ALCO, yaitu :
1.      Semua angggota ALCO harus terlibat dan mengerti bahwa strategi ALMA adalah strategi menyeluruh dari asset dan liability.
2.      Semua anggota ALCO harus terlibat dalam pencapaian anggaran yang direncanakan.
3.      Semua anggota ALCO harus berfokus kepada hasil mendatang serta memberikan saran dan pendaapat pemecahan.
4.      Semua anggota ALCO harus saling berhubungan dalam kaitannya dalam pencapaian tujuan.
5.      ALCO harus  merupakan keterpaduan dari seluruh bagian yang ada di bank. Semua bagian harus mempunyai sistem yang mampu memberikan informasi yang tepat, terbaru dan tepat.
6.      Semua anggota ALCO harus mempunyai semangat pembaharuan, mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta mampu mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi.
7.      Semua anggota ALCO harus berpandangan luas dan saling mendukung tanpa prasangka buruk.

ALMA (Asset Liability Management) dalam suatu bank syariah merupakan strategi dan pembuatan kebbijakan. Dengan demikian, ALMA pada dasarnya adalah proses perencanaan. Oleh karena itu, beberapa strategi penting yang terlibat dalam Proses ALMA adalah :
1.      Perencanaan
Hubungan ALMA dengan perencanaan karena :
a.       Dalam proses pengambilann keputusan harus diketahui ke arah mana tujuan yang diinginkan
b.      Dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang harus diketahui akibatnya terhadap pencapaian keuntungan, termasuk keadaan likuiditas, keadaan profit rate. Oleh kerena itu, perencanaan merupakan strategi ALMA.
2.      Manajemen Dana
Manajemem dana merupakan salah satu pengelola strategi ALCO dimana apabila perencanaan sebagai strategi dasar, maka manajemen dana sebagai pengelola operasional maka harus dijaga kontinuitas penggunaann serta sumber dananya, secara tepat, baik dari sisi jumlah, waktu maupun harganya.

3.      Manajemenn Kualitas Pembiayaan
Meskipun pengelola strategi operasional dari pinjaman adalah manajemen pembiayaan namun pengambilan keputusan operasional harus dijaga perkembangan serta kualitas pembiayaan sebagai penghasil utama aktivitas bank. Manajemen kualitas pembiayaan digunakan untuk menjaga kualitas pembiayaan sesuai dengan perencanaan. Dalam hal ini perlu adanya tim pengawas pembiayaan.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.       Asset dan Liability manajemen ( ALMA ) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.
2.      Tujuan asset dan liability manajemen adalah untuk pertumbuhan yang wajar, pendapatan yang maksimal, menjaga likuiditas yang memadai, membentuk cadangan-cadangan untuk resiko yang mungkin timbul, memelihara sumber pendanaan dan memenuhi penggunaan dana.  
3.      ALMA berfungsi untuk meminimalisir berbagai risiko menyangkut asset dan liability guna memaksimumkan keuntungan dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas.
4.      Jenis-jenis Risiko
a.       Risiko Likuiditas
b.      Risiko Suku bunga
c.       Risiko nilai tukar
d.      Risiko portepel


5.      Hubungan ALMA dengan ALCO
Produksi dalam industri perbangkan adalah aktivitas bank yang tercermin dalam neraca asset/liability sementara hasil produksi adalah laporan laba/rugi. Hasil produksi yang optimal dapat dicapai jika para pejabat bank syariah  mampu mempersiapkan perencanaan dan pengaturan penghimpunan dan pengalokasian dana. Oleh karena itu, perencanaan dan pengaturan dana akan berjalan baik harus dilakukan oleh pihak atau badan ynag baik. Badan ini biasanya berbentuk ttim atau panitia atau disebut commitee ataupun dewan khusus. Dewan khusus atau tim yang mengelola manajemen dana atau lebih luas lagi pada pengelolaan asset and liability of bank, disebut dengan Asset and Liability Commitee Atau disingkat (ALCO ).














DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2003.
Muhammad Syafi’i Antonio, Bankk Syariah, Jakarta : gema Insanii, 2001.
Rusyamsi, Imam. 1999, Asset Liabiliti Management : strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar